.1.
PENDAHULUAN
pengisi dalam
campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang
lebih 70
% dari volume
beton atau mortar.
Oleh karena itu
sifat-sifat agregat
sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang
dihasilkan.
2.2.
KLASIFIKASI AGREGAT
Berdasarkan
asalnya, agregat digolongkan menjadi :
a. Agregat alam
Agregat
yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau penghancurannya.
Jenis batuan
yang baik digunakan
untuk agregat harus
keras, kompak, kekal
dan
tidak pipih. Agregat alam terdiri dari : (1) kerikil dan pasir alam, agregat
yang berasal
dari penghancuran oleh
alam dari batuan
induknya. Biasanya
ditemukan
di sekitar sungai atau di daratan.
Agregat beton alami berasal
dari
pelapukan
atau disintegrasi dari batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen
maupun metamorf.
Bentukya bulat tetapi
biasanya banyak tercampur
dengan
kotoran dan
tanah liat. Oleh
karena itu jika
digunakan untuk beton
harus
dilakukan pencucian
terlebih dahulu. (2)
Agregat batu pecah,
yaitu agregat
yang
terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b. Agregat Buatan
Agregat yang
dibuat dengan tujuan
penggunaan khusus (tertentu)
karena
kekurangan
agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat
buatan adalah :
Klinker dan breeze
yang berasal dari
limbah
pembangkit
tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca
=
Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang,
hydite berasal dari
tanah liat (shale)
yang dibakar pada
tungku putar,
lelite terbuat dari
batu metamorphore atau
shale yang
|
SELAMAT DATANG DI DUNIA TEKNIK SIPIL
Selasa, 22 Mei 2012
TEORI AGREGAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar