SELAMAT DATANG DI DUNIA TEKNIK SIPIL

Selasa, 22 Mei 2012

TEORI AGREGAT

.1. PENDAHULUAN
Agregat  adalah  butiran  mineral  alami  yang  berfungsi  sebagai  bahan
pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang
lebih  70  %  dari  volume  beton  atau  mortar.  Oleh  karena  itu  sifat-sifat  agregat
sangat mempengaruhi  sifat-sifat beton yang dihasilkan.

2.2. KLASIFIKASI AGREGAT
Berdasarkan asalnya,  agregat digolongkan menjadi :
a.   Agregat alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau penghancurannya.
Jenis  batuan  yang  baik  digunakan  untuk  agregat  harus  keras,  kompak,  kekal
dan tidak pipih. Agregat alam terdiri dari : (1) kerikil dan pasir alam,   agregat
yang  berasal  dari  penghancuran  oleh  alam  dari  batuan  induknya.  Biasanya
ditemukan di sekitar sungai atau di daratan.  Agregat beton alami berasal  dari
pelapukan atau disintegrasi dari batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen
maupun  metamorf.  Bentukya  bulat  tetapi  biasanya  banyak  tercampur  dengan
kotoran  dan  tanah  liat.  Oleh  karena  itu  jika  digunakan  untuk  beton  harus
dilakukan  pencucian  terlebih  dahulu.  (2)  Agregat  batu  pecah,  yaitu  agregat
yang terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b.   Agregat Buatan
Agregat   yang  dibuat   dengan   tujuan   penggunaan   khusus   (tertentu)  karena
kekurangan agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh  agregat  buatan  adalah  :  Klinker  dan  breeze  yang  berasal  dari  limbah
pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca
= Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran  arang,  hydite  berasal  dari  tanah  liat  (shale)  yang  dibakar  pada
tungku   putar,   lelite   terbuat   dari   batu   metamorphore   atau   shale   yang 
 
mengandung karbon, kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada
suhu tinggi.
Berdasarkan berat jenisnya,  agregat digolongkan menjadi :
a.   Agregat  berat     :  agregat  yang  mempunyai  berat  jenis  lebih  dari  2,8.
Biasanya   digunakan   untuk   beton   yang   terkena   sinar   radiasi   sinar   X.
Contoh agregat berat : Magnetit, butiran besi
b.   Agregat   Normal : agregat yang mempunyai berat jenis 2,50 - 2,70.Beton
dengan  agregat  normal  akan  memiliki  berat  jenis  sekitar  2,3  dengan  kuat
tekan 15 MPa - 40 MPa.   Agregat normal terdiri dari : kerikil, pasir, batu
pecah (berasal dari alam), klingker, terak dapur tinggi (agregat buatan).
c.    Agregat  ringan  :  agregat  yang  mempunyai  berat  jenis  kurang  dari  2,0.
Biasanya  digunakan  untuk  membuat  beton  ringan.  Terdiri  dari  :  batu
apung, asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi dg gelembung
udara, perlit yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung bekah, dll
(buatan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar